Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

TEKNOLOGI PENGEMBANGAN PETERNAKAN AYAM RAS

Peternakan ayam ras skala kecil telah tumbuh dan berkembang pada saat sebelum masa krisis tahun 1997. Keadaan kondisi ekonomi dan moneter yang tidak menguntungkan bagi dunia usaha pada tahun tersebut mengakibatkan para pengusaha menjadi bangkrut, terutama usaha kecil dan menengah. Hal ini dialami juga oleh para peternak ayam ras (broiler). Kegiatan iptekda yang dilaksanakan oleh Puslitbang Ekonomi dan Pembangunan LIPI, berupaya untuk membangkitkan dan membina kembali usaha peternakan ayam ras skala kecil di sekitar kecamatan Ciawi, Bogor.

Upaya pembinaan ini dilaksanakan dengan memperkenalkan teknologi kepada para peternak melalui manajemen pemeliharaan secara intensif untuk meningkatkan hasil. Kegiatan ini diterapkan lewat program vaksinasi, dan program sanitasi dan kebersihan kandang, serta membuat pakan ayam ras yang berasal dari bahan lokal.
 
 Ukuran keberhasilan beternak ayam broiler dapat dinilai sebagai berikut:
 a. Kecepatan tumbuh, yang diukur berdasarkan berat badan yang dapat dicapai dalam jangka waktu tertentu, 
b. Konversi makanan, yaitu jumlah ransum yang habis dikonsumsi oleh seekor ayam dalam jangka waktu tertentu guna membentuk daging dan menambah berat badan, 
 c. Angka kematian, yaitu jumlah kematian ayam dalam jangka waktu pemeliharaan. 
 
 Untuk mencapai tingkat keberhasilan yang optimum, langkah yang harus dilakukan untuk mempertahankan kesehatan ayam secara baik melalui cara-cara, sebagai berikut: 
 1. Pencegahan melalui penyediaan bibit (DOC). 
Pencegahan ini agak sulit dilakukan karena ketergantungan para peternak pada breeder dari luar. Pada umumnya mereka tidak dapat berbuat banyak jikalau DOC yang dibeli tidak bebas dari infeksi penyakit. Meskipun demikian, hal yang dapat dilakukan sebagai pencegahan yaitu dengan tidak mencampur ayam yang berlainan strain atau berbeda umur dalam satu kandang. Pencegahan lain dapat dilakukan melalui pemberian pakan yang jumlah dan kualitasnya baik sejak awal.
 2. Pencegahan melalui manajemen pemeliharaan. 
Penyakit, selain berasal dari bawaan DOC dapat juga terjadi akibat manajemen pemeliharaan yang jelek. Untuk itu perlu diperhatikan pengelolaan sejak dari perkandangan, memberi ketahanan tubuh sampai cara panen. 
 
Dalam hal ini perlu diperhatikan: 
a. Pola perkandangan. 
Kandang harus higienis, dengan menyediakan sanitasi dan menjaga kebersihan kandang. Sebelum DOC dimasukkan, kandang harus diberi desinfektan yang dapat dilakukan melalui penyemprotan dengan lysol atau soda api (NaOH). Bisa juga dengan cara sederhana yaitu dengan penebaran kaput kering atau cairan kapur dan juga deterjen. Kandang harus diatur sedemikian rupa agar tetap kering dan hangat. Untuk itu perlu sekam yang kering dan tidak terlalu panas. Jumlah tempat pakan dan minum harus cukup, agar ayan tidak berebut makanan dan minuman.
 
 b. Vaksinasi dan pemberian obat. 
Penyakit yang sering berjangkit pada ayam tersebut adalah Newcastle Disease (ND), gumboro, berak kapur dan gangguan metabolisme lain. Vaksinasi yang diberikan yaitu, vaksinasi ND I dilakukan pada hari ketiga, vaksinasi gumboro dilakukan pada hari ke-14 dan vaksinasi ND II dilakukan pada hari ke-21. Selain itu diberikan antibiotik pada hari pertama sampai menjelang ND I, obat anti stres dan vitamin tambahan.
 
 c. Pemantauan. 
Tahap pemantauan sangat penting dalam usaha peternakan ayam ras, terutama untuk mencatat kejadian pada setiap harinya. Aktivitas ini dipantau secara berkala dan kemudian disampaikan saran tentang apa yang harus dilakukan oleh para peternak.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar