Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Tetelo (Newcastle Disease)

Penyakit Telelo atau Newcastle Disease (ND) biasa juga disebut dengan istilah penyakit Samper Ayam ataupun Pes Cekak. Dimana penyakit ini merupakan suatu infeksi viral yang menyebabkan gangguan pada saraf pernapasan.


Newcastle Disease disebabkan oleh virus yang termasuk dalam famili Paramyxoviridae, genus Paramyxovirus. Paramyxovirus mempunyai genom virus ssRNA berpolaritas negative, panjangnya 15-16 kb dan mempuyai kapsid simetris heliks tidak bersegmen, berdiameter 13-18 nm. Genom virus Newcastle Disease membawa sandi untuk 6 protein virus yaitu protein L, Protein H (hemaglutinin), protein N (neuraminidase), protein F (fusi), protein NP (nukleokapsid), protein P (Fosfoprotein), dan protein M (matik).
Masa inkubasi penyakit ini bervariasi: antara 2-15 hari, tergantung dari virus yang menginfeksi, umur dan status kekebalan ayam, infeksi dengan mikroorganisme lain, kondisi lingkungan, dan jalur penularan. Kejadian infeksi oleh virus ND terutama terjadi secara inhalasi.
Ayam yang pernah terinfeksi Newcastle Disease dan tidak mengalami kematian akan memiliki kekebalan selama 6-12 bulan terhadap ND. Demikian juga dengan kekebalan yang diperoleh dari vaksinasi.
Sifat spesifik virus Newcastle Disease antara lain mempunyai kemampuan untuk mengaglutinasi dan melisikan eritrosit ayam. Selain eritrosit ayam, virus Newcastle Disease juga mampu mengaglutinasi eritrosit mamalia dan unggas lain serta reptilia.

Virus Newcastle Disease bila dipanaskan pada suhu 56o C akan kehilangan kemampuan untuk mengaglutinasi eritrosit ayam, karena protein hemaglutininnya rusak. Selain itu juga akan merusak infektivitas dan imunogenesitas virus.

GEJALA KLINIS
Penyakit Newcastle Disease beragam dalam hal keganasan klinis dan kemampuan menyebarnya. Pada sejumlah wabah khususnya pada ayam dewasa, gejala klinis mungkin minimum/ ringan. Gejala ringan ini tidak diikuti gangguan syaraf. Virus yang menyebabkan bentuk penyakit ini disebut lentogenik. Pada wabah lain, penyakit ini dapat mempunyai angka mortalitas sampai 25%, seringkali lebih tinggi pada unggas muda; virus yang demikian ini disebut mesogenik. Tipe mesogenik menimbulkan gangguan pernapasan antara lain sesak nafas, megap-megap, batuk dan bersin serta penurunan produksi telur dan penurunan daya tetas. Pada wabah lainnya lagi terdapat angka kematian yang sangant tinggi kadang-kadang mencapai 100% yang disebabkan oleh virus velogenik. Infeksi velogenik menyebabkan ayam kehilangan nafsu makan, diare kehijauan, lesu, sesak nafas, megap-megap ngorok dan bersin. Ayam juga bias mengalami kelumpuhan pada sebagian atau total. Kemampuan menyibak virus F merupakanan faktor utama yang mempengaruhi virulensi.
Gejala klinis Newcastle Disease dibedakan menjadi 5 patotipe
1.Bentuk Doyle merupakan bentuk per akut atau akut, menimbulkan akematian pada ayam segala umur dengan mortalitas 100%. Lesi menciri dengan adanya perdarahan pada saluran pencernaan. Bentuk ini disebabkan oleh virus strain velogenik. Penyakit ini terjadi secara tiba-tiba, ayam mati tanpa menunjukkan gejala klinis, ayam kelihatan lesu, respirasi meningkat, jaringan sekitar mata bengkak, diare dengan feses hijau atau putih dapat bercampur darah, tortikalis, tremor otot, paralisa kaki dan sayap.

2.Bentuk Beach atau velogenic neitropic Newcastle disease (VVND) bersifat akut, menimbulkan gejala pernafasan dan syaraf, dan menimbulkan kematian ayam segala umur dengan angka mortalitas 50 % pada ayam dewasa dan 90 % pada yam muda.

3.Bentuk Baudette, kurang ganas dibandingkan bentuk Beach menyebabkan kematian pada ayam muda, bentuk ini disebabkan oleh virus galur mesogenik. Pada ayam dewasa ditandai dengan penurunan produksi telur biasanya terjadi 1-3 minggu.

4.Bentuk Hitchner disebabkan oleh virus ND galur lentogenik, gejala klinisnya bersifat ringan atau tidak tampak jelas, tidak menimbulkan kematian pada ayam dewasa dan biasanya dipakai sebagai vaksin.

5.Bentuk enteric asimptomatik merupakan bentuk yang tidak menunjukkan gejala klinis dan gambaran patologis, tetapi ditandai dengan infeksi usus oleh virus-virus galur lentogenik yang tidak menyebabkan penyakit.

ND adalah penyakit yang tersifat kompleks oleh karena isolate strain virus berbeda dapat menimbulkan variasi yang besar dalam derivat keparahan dari penyakit, termasuk pada spesies unggas yang sama.

PATOGENESIS
Ayam yang terinfeksi mempunyai peranan penting dalam penyebaran penyakit dan sebagai sumber infeksi. Pada mulanya virus bereplikasi pada epitel mukosa dari saluran pernafasan bagian atas dan saluran pencernaan; segera setelah infeksi virus menyebar lewat aliran darah ke ginjal dan sumsum tulang yang menyebabkan viremia skunder, ini menyebabkan infeksi pada organ seperti paru-paru, usus, dan system syaraf pusat. Kesulitan bernafas dan sesak nafas timbul akibat penyumbatan pada paru-paru dan kerusakan pada pusat pernafasan di otak.

Produksi antibody berlangsung dengan cepat. Antibody penghambat hemaglutinasi dapat diamati dalam waktu 4-6 hari setelah infeksi dan menetap selama paling tidak 2 tahun. Titer antibody penghambat hemaglutinasi merupakan ukuran dari kekebalan. Antibody asal induk dapat melindungi anak ayam sampai 3-4 minggu setelah menetas. Antibody IgG yang terbatas dalam aliran darah tidak mampu mencegah infeksi pernafasan tetapi dapat mencegah viremia; antibody 0 IgA yang dihasilkan secara local berperan penting dalam melindungi saaluran oernafasan dan saluran pencernaan.

Perubahan pasca mati meliputi perdarahan ekimotok pada larings, trachea, esophagus, dan di sepanjang usus. Lesi histology yang paling menonjol adalah nekrosis terpusat pada mukosa usus dan jaringan limfe dan perubahan hyperemia di sebagian organ, termasuk otak.

Perubahan patologis
1.Perubahan makroskopis
Perubahan makroskopik biasanya erat hubungannya dengan galur dan tipe patologik dari virus ND, jenis unggas, faktor lingkungan, dan infeksi campuran dengan mikroorganisme lain. Perubahan makroskopik yang terlihat pada VVND tersifat oleh adanya nekrosis dan hemoragi pada saluran pencernaan meliputi proventrikulus, ventrikulus dan berbagai bagian usus. Tidak dijumpai perubahan pada sistem syaraf, kadang-kadang juga pada saluran nafas. Jika ditemukan perubahan pada saluran nafas maka akan terlihat hemorhagi dan kongesti berat pada trakea.. Penebalan kantong udara disertai timbunan eksudat kataral sampai mengeju pada permukaannya. Organ reproduksi mengalami hemoragi dan perubahan warna menjadi lebih pucat.

2.Perubahan mikroskopis
Perubahan histopatologik yang ditimbulkan oleh ND juga berhubungan dengan galur virus, rute infeksi, factor lingkungan, ataupun infeksi campuran dengan mikroorganisme lainnya. Perubahan mikroskopik pada pembuluh darah meliputi hiperemi, edema, hemorrhagi, trombosis, dan nekrosis pembuluh darah. Pada infeksi sub akut dijumpai hiperplasia sel-sel reticulohistiositik dan nekrosis multifokal pada hati. Nekrosis pada lympha. Degenerasi lymphocyt bursa fabricius. Nekrosis dan hemorragi pada usus. Kongesti dan infiltrasi sel radang pada trachea. Hemorragi dan edema pada bagian-bagian paru. Perivascular cuffing sel limposit dan nekrosis dari neuron pada otak.

DIAGNOSIS
Karena gejalanya tidak spesifik diagnosis harus dipastikan dengan isolasi virus dan serologi. Virus dapat diisolasi dari limpa, otak atau paru-paru melalui inokulasi alantois dari telur berembrio umur 10 hari, virus dibedakan dengan yang lainnya dengan menggunakan uji penghambatan-jerapan darah dan penghambatan hemaglutinasi. Penentuan virulensi sangat diperlukan untuk isolat lapangan. Sebagai tambahan atas indeks kerusakan syaraf dan rataan waktu kematian dari embrio ayam, juga dipakai pembentukan plak dalam keadaan ada atau tidak adanya tripsin pada sel ayam. Uji penghambatan-hemaglutinasi digunakan dalam diagnosis dan pemantauan penyakit Newcastle kronis di negara tempat bentuk penyakit ini merupakan endemis.

PENGOBATAN DAN PENCEGAHAN
Pemberian antibiotic/antibakteri hanya berfungsi untuk mengobati infeksi sekunder yang disebabkan oleh bakteri. Sanitasi/ desinfeksi diperlukan untuk mencegah meluasnya infeksi pada kandang/ flok lainnya.
Penyakit ini tidak dapat diobati. Oleh karena itu ayam yang sudah terserang sebaiknya cepat dimusnahkan karena dapat menulari ayam yang lain. Pengendalian terbaik adalah dengan vaksinasi seperti vaksin strain F, K dan LaSota. Pola pemberian vaksin adalah 4-4-4, maksudnya vaksin diberikan pada ayam berumur 4 hari, 4 minggu, 4 bulan dan seterusnya dilakukan 4 bulan sekali.

Untuk pencegahan dapat dilakukan sanitasi kandang dan lingkungan (termasuk mencegah banyak tamu dan hewan liar masuk ke kandang). Peternakkan hendaknya dikelola dengan baik sehingga menciptakan suasana kandang yang nyaman bagi ayam, misalnya kepadatan kandang mesti diperhatikan sehingga populasinya tidak terlalu padat dan juga ventilasi harus cukup

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments0

Obat Tradisional Pada Ternak Sapi

Pemanfaatan obat tradisional dianjurkan karena selain dapat menghemat biaya, juga dapat mengurangi ketergantungan petani peternak terhadap obat-obat ternak pabrik yang biasanya kurang bahkan tidak tersedia di pedesaan. Lagipula ternak sakit dapat segera ditolong karena tumbuh-tumbuhan berkhasiat obat biasanya banyak terdapat di pedesaan. Diantaranya adalah obat tradisional untuk ternak sapi.

OBAT CACING
Resep I.
Bahan-bahan: Biji lamtoro kering 20 gram, Temu hitam 1 rimpang, Tempe busuk 2 potong, Terasi 1 jari, Garam halus 1 sendok makan
Cara Membuat
- Goreng biji lamtoro jangan sampai hangus
- Tumbuk halus temu hitam, tempe busuk, dan terasi
- Campurkan semua bahan hingga merata, kemudian tambahkan air secukupnya.
Cara Pengobatan
Minumkan untuk mengobati seekor anak sapi.

Resep II. Bahan-bahan: jengkol 2 buah, Bawang putih 2 buah.

OBAT KEMBUNG (BLOAT)
- Resep I
Bahan-bahan: Daun kentut atau sembukan 3 genggam, Bawang merah 20 buah

Cara membuat
- Parut halus jengkol
- Haluskan bawang putih
- Campurkan kedua bahan tersebut dan tambahkan garam sedikit.

Cara Pengobatan
Minumkan untuk mengobati seekor sapi.

- Resep II
Bahan-bahan:
- Getah pepaya 2 sendok makan
- Garam dapur 1 sendok makan
Cara membuat
Campurkan getah pepaya dengan garam dapur hingga merata.
Cara Pengobatan
Diminumkan untuk mengobati seekor anak sapi.

OBAT DIARE
Bahan-bahan:
Arang tempurung kelapa

Cara membuat
- Tumbuk halus arang tempurung kelapa.
- Ayak, lalu tampung dalam wadah yang mudah disimpan.

Cara Pengobatan
Untuk mengobati sapi berikan sebanyak 50 gram per oral.

Cara membuat
- Tumbuk halus kedua bahan tersebut
- Campur sampai merata, tambahkan air secukupnya lalu peras.
Cara Pengobatan
Minumkan ramuan tersebut untuk pengobatan seekor sapi.

- Resep II
Bahan
Minyak kelapa 500 ml
Cara Pengobatan
Minumkan untuk pengobatan seekor sapi.

OBAT KUDIS

Bahan-bahan
- Belerang 100 gram
- Kamfer 4 butir
- Oli bekas/minyak kelapa secukupnya.

Cara Membuat
- Tumbuk halus belerang dan kamfer lalu campur rata.
- Tambahkan oli bekas atau minyak kelapa hingga menjadi seperti pasta.
Cara pengobatan
Oleskan pada bagian kulit sapi yang terkena penyakit kudis setiap hari hingga
sembuh.

LUKA BARU

Bahan
Abu hangat/panas.
Cara Pengobatan
Taburkan abu panas pada bagian tubuh ternak yang luka.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments0

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KANDANG SAPI PERAH

Dalam menjalankan suatu usaha agribisnis peternakan kita harus memperhatikan managemen usaha yang dilakukan diantaranya : Pakan, Pembibitan, Seleksi, Pemasaran dan yang tak kalah penting adalah perkandangan.


Kandang merupakan hal yang utama diperlukan dalam usaha agribisnis peternakan terutama dalam usaha ternak sapi perah, karena sapi perah mempunyai sifat yang sensitif terhadap kondisi lingkungan sekitar kandang. Untuk itu kita harus sangat memperhatikan kandang yang akan kita bangun.

Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan dan perancangan kandang:

  1. Dalam merancang kandang kita harus memiliki pandangan jauh kedepan hingga dua puluh tahun yang akan datang, begitu juga bila kita merenovasi.
  2. Letak kandang sapi perah harus lebih tinggi dari lingkungan sekitar kandang.
  3. Kondisi suhu lingkungan tempat kandang didirikan harus diperhatikan. Suhu yang ideal untuk ternak sapi perah adalah kurang dari 27 derajat C, apabila lebih dari 27 derajat C maka akan menyebabkan sapi stress, sulit mengeluarkan panas tubuhnya dan akhirnya berakibat pada produksi susu yang akan menurun.
  4. Sirkulasi dan ventilasi udara kandang diatur sebaik-baik mungkin, usahakan sapi perah tidak terkena matahri langsung, sediakan ruangan khusus bagi ternak sakit, ruang pemerahan, ruang peralatan, ruang staf dan karyawan.
  5. Sapi yang butuh perhatian ekstra (Sapi yang baru diperah) ditempatkan ditempat dan kelompok terpisah dan sering dilalui oleh karyawan sehingga mudah untuk dikontrol.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments0

MEMBUAT RANSUM PAKAN TERNAK dari LIMBAH

Produksi tahu, tempe, tapioca, kecambah, dan huller penggilingan padi pada umumnya banyak diusahakan sebagai industri kecil dan industri rumah tangga seperti pembuatan minyak kelapa di pedesaan. Limbah atau sisa ampasnya masih banyak yang dipasarkan mentahan belum diolah menjadi komoditi produk yang memiliki nilai tambah produksi di pedesaan. Kadang ampas atau limbah produksi pada musim basah tidak laku dijual dan membusuk menjadi kotoran yang menimbulkan bau yang tidak sedap. Begitu juga sisa-sisa limbah sayuran pasar setiap hari hanya menimbulkan kotoran, belum termanfaatkan dan jumlahnya cukup banyak. Bahan-bahan untuk membuat 20 kg ransum basah adalah sebagai berikut: Dedak 3 kg; ampas (tahu, kelapa, ubi) 3 kg/masing-masing bagian; sisa-sisa tanaman dan hijauan 4 kg; tapioca ½ kg; garam dapur 100 gr; air bersih 10 liter. Kandungan Ransum Basah: Serat – karbohidrat – protein – garam – dan air (untuk membuat ransum dalam jumlah besar/banyak bahan tinggal mengalikan kelipatan jumlahnya saja).  

Cara Membuat:
1. Semua bahan yang sudah ditakar sesuai dengan bahan yang akan dibuat ransum, bahan-bahan dicampur dan diaduk jadi satu pada bak atau wadah besar atau yang lebih baik menggunakan drum yang bersih sekaligus menjadi tempat untuk memasaknya di atas tungku api.
2. Bila adonan sudah menjadi seperti bubur encer, panaskan sampai mengental.
3. Aduk terus selama proses memasak/memanaskan di atas api, jaga jangan sampai hangus pada bagian bawah dan atasnya.
4. Proses pemanasan cukup sampai mengental/padat.
5. Angkat dan dinginkan di lantai.
6. Cetak adonan masak/pakan pada alas jemur bedek bambu. Ukuran tebal 2,5 – 3 cm, panjang 30 cm dan lebar (ukuran kertas polio). Cetakan dapat dibuat dari bingkai bambu.
7. jemur dan bolak balik sesuai keadaan.
8. kekeringan kadar air sampai 14%.
9. simpan ransum pada kaleng dan tutup rapat untuk persediaan ransum sehari-hari ternak peliharaan. 10. berikan ransum ternak sesuai kebutuhan.

Cara Pemberian Ransum pada Ternak: 
1. Bila tidak melakukan penjemuran/mengeringkan ransum/ransum basah setelah dimasak dapat langsung diberikan dengan cara tambahkan lagi air dingin agar ransum menjadi bubur encer dan berikan pada ternak.
2. ransum padat/kering seduh/rendam dengan air panas/dingin, bila sudah hancur buat seperti bubur hancur dan berikan pada ternak sapi, kuda, kambing, babi dan unggas bebek, angsa dan kalkun (dosis 1 kg ransum + 5 liter air) untuk 1 x makan tambahan per hari per ekor sapi.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments0

PENGGEMUKAN SAPI POTONG

Pembangunan sub-sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan pertanian yang bertujuan untuk mencapai suatu kondisi peternakan yang tangguh, yang dicirikan dengan kemampuan mensejahterakan para petani peternak dan kemampuannya dalam mendorong pertumbuhan sektor terkait secara keseluruhannya. Pembangunan peternakan diarahkan untuk meningkatkan mutu hasil produksi, meningkatkan pendapatan, memperluas lapangan kerja serta memberikan kesempatan berusaha bagi masyarakat di pedesaan. Peternakan yang tangguh memerlukan kerja keras, keuletan dan kemauan yang kuat dari peternak itu sendiri agar mencapai tujuan yang diinginkan. Keberhasilan yang ingin dicapai akan memacu motivasi peternak untuk terus berusaha memelihara ternak sapi secara terus menerus dan bahkan bisa menjadi mata pencaharian utama. Usaha ternak sapi potong dapat dikatakan berhasil bila telah memberikan kontibusi pendapatan dan dapat memenuhi kebutuhan hidup peternak sehari-hari, hal ini dapat dilihat dari berkembangnya jumlah kepemilikan ternak, pertumuhan berat badan ternak dan tambahan pendapatan keluarga. 

Agar usaha ternak sapi potong menghasilkan sapi berkualitas, peternak harus meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka dalam beternak sapi potong, antara lain: 
(1) Memilih bibit/bakalan yang baik;
(2) Sistem pemeliharaan;
(3) Pemberian pakan yang baik;
(4) Pengawasan terhadap kesehatan ternak serta pengetahuan serta keterampilan yang tidak kalah pentingnya adalah 
(5) Pengolahan/penanganan pra dan pasca panen. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam berusaha ternak sapi potong.  

Sarana dan Prasarana 
a. Lokasi 
Dalam pemilihan lokasi untuk usaha ternak sapi potong sebaiknya jauh dari pemukiman masyarakat dan memiliki akses ke pasar serta letak dan ketinggian lokasi harus diperhatikan letak dan ketinggiannya terhadap lingkungan sekitar sehingga tidak mencemari lingkungan sekitarnya. 

b. Lahan 
Status lahan harus sesuai dengan peruntukannya menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. 

c. Penyediaan air dan alat penerangan 
Air merupakan kebutuhan utama makhluk hidup, baik manusia maupun ternak untuk itu dalam penggunaan air harus memperhatikan baku mutu air yang sehat yang dapat diminum oleh manusia dan ternak serta tersedia selalu sepanjang tahun. Sediakan juga penerangan listrik yang cukup setiap saat sesuai dengan kebutuhan dan peruntukannya. 
d. Kandang 
Pembuatan kandang harus sesuai dengan kebutuhan dan kegiatan dalam pemeliharaan sapi potong antara lain:
 (1) Kandang penggemukan; 
(2) Kandang isolasi ternak sakit; 
(3) Gudang pakan dan peralatan; 
(4) Unit penampungan dan pengolahan lahan. 
Konstruksi kandang harus kuat dan nyaman serta memiliki daya tampung dan pertukaran udara harus terjamin, lantai kandang harus kuat dan tidak licin, untuk bangunan gudang pakan harus terjamin kebersihan dan kehygienisan gudang agar pakan tetap sehat dan hygienis. 
Tata letak kandang dan bangunan lain harus memperhatikan: 
1. Peternakan harus mempunyai satu pintu keluar masuk yang dilengkapi kolam desinfektan. 
2. Letak kandang dan bangunan lain harus diperhatikan guna mempermudah dalam pengerjaan dan kegiatan sehari-hari. 
3. Letak kandang isolasi harus di belakang dan agak jauh dari bangunan lainnya. 
4. Jarak antar bangunan yang bukan kandang minimal 25 meter.
5. Bangunan untuk pekerja (tempa tinggal) serta hal-hal pekerjaan yang berhubungan dengan administratif harus terpisah dari kandang.

e. Bibit
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan bibit adalah sebagai berikut: 
1. Bakalan sapi khusus untuk digemukkan dapat berasal dari sapi lokal/impor, serta hasil IB (Inseminasi Buatan). 
2. Sapi bibit harus sehat. 

 f. Pakan Dalam pemberian pakan harus memperhatikan: 
1. Pakan harus baik yang bersala dari hijauan/rumput maupun pakan konsentrat/penguat yangdibuat sendiri atau dari pabrik. 
2. Bahan campuran pakan harus diperoleh dari sumber yang telah mendapat izin. Ransum yang digunakan tidak terkontaminasi penyakit, stimulan pertumbuhan, hormon dan bahan kimia. 

g. Obat-obatan 
1. Obat-obatan, bahan kimia dan bahan biologik harus menggunakan yang sudah terdaftar. 
2. Penggunaan obat harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 

h. Tenaga Kerja 
1. Tenaga kerja harus berbadan sehat. 
2. Pekerja harus disediakan perlengkepan keselatan kerja.

Proses Produksi 
a. Pemilihan Bibit Kriteria bibit sapi bakalan yang harus dipenuhi antara lain: 
1. Bangsa sapi murni atau persilangan 
2. Umur 1 – 2 tahun. 
3. Berat badan sapi lokal 100 – 150 kg dan sapi persilangan 250 – 350 kg. 

b. Kandang 
Kandang yang disediakan harus memenuhi syarat sebagai berikut: 
1. Rencanakan terlebih dahulu jumlah kandang yang dibangun sesuai dengan jumlah dan jenis sapi yang akan dipelihara. 
2. Kandang harus kuat, memenuhi syarat kesehatan, mudah dibersihkan, mempunyai drainase yang baik, siklus udara yang bebas yang dilengkapi tempat pakan dan minum sapi serta bak desinfektan. 
3. sistem kandang dibuat berkoloni/berkelompok dan setiap kelompok berisi 5 – 10 ekor sapi dengan luas ruang 10 – 20 m persegi. 
4. Jarak antar kandang dan kandang lain minimal 10 m dan jarak kandang dengan tempat penampungan limbah/kotoran sapi minimal 25 m. Kandang harus selalu mendapatkan sinar matahari pagi yang masuk ke kandang.

c. Pakan 
1. Pemberian pakan hijauan segar minimal 10% dari berat badan dan pakan konsentrat/penguat 0,4% dari berat badan. Pemberian pakan diberikan 2x sehari. 
2. Dalam menyusun ransum agar memperhatikan keseimbangan zat-zat makanan yang dapat dicerna dalam ransum. Zat-zat makanan dasar adalah energi dan lemak, protein, mineral dan vitamin serta serat kasar. 
3. Kebutuhan energi, protein dan mineral untuk penggemukan sapi potong jantan untuk tujuan pemeliharaan dan pertumbuhan adalah sebagai berikut: 


d. Penanganan Hasil 
1. Lama/waktu penggemukan sapi potong berkisar antara 3 – 6 bulan sesuai umur dan kondisi sapi pada waktu mulai digemukkan; minimal 1 bulan terakhir sebelum dipasarkan, pemberian ransum konsentrat ditingkatkan dari pemberian biasa dan pakan hijauan dikurangi dari pemberian biasa dan pakan hijauan dikurangi dari pemberian biasa serta penggunaan antibiotik dan obat-obatan diharapkan memperhatikan waktu henti obat. 
2. Dilarang memperjual belikan daging yang berasal dari sapi potong selama masa pengobatan antibiotik atau hormon untuk konsumsi manusia, kecuali ternak tersebut dipotong sesuai dengan ketentuan obat yang digunakan. 
3. Sapi yang sudah siap dipasarkan harus dijaga sedemikian rupa jangan sampai sapi tersebut cedera/cacat. Bobot badan saip jual minimal sapi lokal 250 kg dan persilangan atau impor 350 kg.  

Pengawasan 
1. Sistem Pengawasan 
Perlu menerapkan sistem pengawasan secara baik dan periodik dalam proses produksi untuk mengantisipasi dan mengawasi kemungkinan adanya penyakit dan kontaminasi lainnya. 

2. Pencatatan 
Dalam pencatatan, data-data yang diperlukan adalah: 
a. Data usaha sapi potong dengan sistem ranch: 
(1) Populasi ternak (Induk, pejantan, anak dara dan jantan muda); 
(2) Ternak betina bunting; 
(3) Ternak yang lahir (jantan dan betina); 
(4) Obat dan vaksin yang digunakan; 
(5) Data vaksin; 
(6) Data deepping; 
(7) Data kematian sapi (anak, muda, induk dan pejantan); 
(8) Jumlah Pekerja;
 (9) Penjualan ternak. 

b. Data usaha penggemukan sapi potong dengan sistem dikandangkan: 
(1) Populasi ternakyang digemukkan perperiode; 
(2) Obat dan vaksin yang digunakan; 
(3) Feed additive (obat yang dicampurkan dalam pakan) yang digunakan; 
(4) Pakan konsentrat yang diberikan perperiode; 
(5) Jumlah Pekerja; 
(6) Penjualan ternak perperiode. 

3. Pelaporan 
a. Peternak sapi potong wajib membuat laporan dan melaporkan setiap enam bulan sekali secara berkala kepada instansi berwenang guna untuk diketahui dan pengawasan. 
b. Usaha sapi potong wajib membuat laporan secara tertulis setiap 6 bulan sekali guna perbaikan dan perubahan berdasarkan laporan yang ada. Mudah-mudahal tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments0

TEKNOLOGI PENGEMBANGAN PETERNAKAN AYAM RAS

Peternakan ayam ras skala kecil telah tumbuh dan berkembang pada saat sebelum masa krisis tahun 1997. Keadaan kondisi ekonomi dan moneter yang tidak menguntungkan bagi dunia usaha pada tahun tersebut mengakibatkan para pengusaha menjadi bangkrut, terutama usaha kecil dan menengah. Hal ini dialami juga oleh para peternak ayam ras (broiler). Kegiatan iptekda yang dilaksanakan oleh Puslitbang Ekonomi dan Pembangunan LIPI, berupaya untuk membangkitkan dan membina kembali usaha peternakan ayam ras skala kecil di sekitar kecamatan Ciawi, Bogor.

Upaya pembinaan ini dilaksanakan dengan memperkenalkan teknologi kepada para peternak melalui manajemen pemeliharaan secara intensif untuk meningkatkan hasil. Kegiatan ini diterapkan lewat program vaksinasi, dan program sanitasi dan kebersihan kandang, serta membuat pakan ayam ras yang berasal dari bahan lokal.
 
 Ukuran keberhasilan beternak ayam broiler dapat dinilai sebagai berikut:
 a. Kecepatan tumbuh, yang diukur berdasarkan berat badan yang dapat dicapai dalam jangka waktu tertentu, 
b. Konversi makanan, yaitu jumlah ransum yang habis dikonsumsi oleh seekor ayam dalam jangka waktu tertentu guna membentuk daging dan menambah berat badan, 
 c. Angka kematian, yaitu jumlah kematian ayam dalam jangka waktu pemeliharaan. 
 
 Untuk mencapai tingkat keberhasilan yang optimum, langkah yang harus dilakukan untuk mempertahankan kesehatan ayam secara baik melalui cara-cara, sebagai berikut: 
 1. Pencegahan melalui penyediaan bibit (DOC). 
Pencegahan ini agak sulit dilakukan karena ketergantungan para peternak pada breeder dari luar. Pada umumnya mereka tidak dapat berbuat banyak jikalau DOC yang dibeli tidak bebas dari infeksi penyakit. Meskipun demikian, hal yang dapat dilakukan sebagai pencegahan yaitu dengan tidak mencampur ayam yang berlainan strain atau berbeda umur dalam satu kandang. Pencegahan lain dapat dilakukan melalui pemberian pakan yang jumlah dan kualitasnya baik sejak awal.
 2. Pencegahan melalui manajemen pemeliharaan. 
Penyakit, selain berasal dari bawaan DOC dapat juga terjadi akibat manajemen pemeliharaan yang jelek. Untuk itu perlu diperhatikan pengelolaan sejak dari perkandangan, memberi ketahanan tubuh sampai cara panen. 
 
Dalam hal ini perlu diperhatikan: 
a. Pola perkandangan. 
Kandang harus higienis, dengan menyediakan sanitasi dan menjaga kebersihan kandang. Sebelum DOC dimasukkan, kandang harus diberi desinfektan yang dapat dilakukan melalui penyemprotan dengan lysol atau soda api (NaOH). Bisa juga dengan cara sederhana yaitu dengan penebaran kaput kering atau cairan kapur dan juga deterjen. Kandang harus diatur sedemikian rupa agar tetap kering dan hangat. Untuk itu perlu sekam yang kering dan tidak terlalu panas. Jumlah tempat pakan dan minum harus cukup, agar ayan tidak berebut makanan dan minuman.
 
 b. Vaksinasi dan pemberian obat. 
Penyakit yang sering berjangkit pada ayam tersebut adalah Newcastle Disease (ND), gumboro, berak kapur dan gangguan metabolisme lain. Vaksinasi yang diberikan yaitu, vaksinasi ND I dilakukan pada hari ketiga, vaksinasi gumboro dilakukan pada hari ke-14 dan vaksinasi ND II dilakukan pada hari ke-21. Selain itu diberikan antibiotik pada hari pertama sampai menjelang ND I, obat anti stres dan vitamin tambahan.
 
 c. Pemantauan. 
Tahap pemantauan sangat penting dalam usaha peternakan ayam ras, terutama untuk mencatat kejadian pada setiap harinya. Aktivitas ini dipantau secara berkala dan kemudian disampaikan saran tentang apa yang harus dilakukan oleh para peternak.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments0

Cara Memulai Ternak Ikan Lele

Cara memulai ternak ikan lele adalah garis-garis besar cara memulai beternak ikan terutama ikan lele, saat ini yang paling populer adalah ternak lele sangkuriang. Kelebihan dari sangkuriang ini adalah ketahanannya terhadap berbagai macam penyakit serta kecepatan pertumbuhannya yang mengagumkan. Pertumbuhan lelel sangkuriang ini cepat, dalam 3 bulan seorang peternak sudah dapat melakukan panen ikan lelel ukuran yang baik untuk dijual di pasar. Bibit lele sangkuriang mudah didapatkan, hampir semua balai benih ikan milik pemerintah daerah menjual bibit ikan lele sangkuriang ini. Harga bibit ikan lele sangkuriang juga termasuk murah mulai dari Rp 50 / ekor.

Cara memulai budidaya ternak ikan lele ini hampir sama dengan ternak lele jumbo, yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:

  • Lahan yang akan dijadikan kolam untuk ternak lele sangkuriang, 1 m bujursangkar idealnya bisa menampung 200 bibit ikan lele. Wadah, wadah disini dalam artian anda ingin memlihara lele di tempat yang bukan kolam, seperti drum, tong, bak dan sebagainya, aturan ukuran idealnya tetap sama dengan memelihara lele di kolam.
  • Air yang mengandung plankton untuk pakan ikan lele terutama untuk benih yang baru masuk kolam. Cara mendapatkan air yang mengandung plankton ini dibutuhkan pemupukan kolam dan pemberian kompos kotoran ruminansia yang direndam selama seminggu hingga warna air berubah menjadi kehijauan.
  • Atap, ternak lele sangat membutuhkan atap yang melindungi kolam lele dari masuknya air hujan. Air hujan memiliki kandungan asam yang tidak baik untuk kesehatan ternak lele, biasanya di kolam terbuka tingkat kematian ikan lele lebih tinggi daripada kolam yang tertutup atap.
  • bibit lele sangkuriang yang sehat, setiap membeli bibit ikan lele perhatikan kondisi bibit ikan tersebut, yang perlu diperhatikan adalah gerakan bibit, sebaiknya gerakan bibit ikan terlihat lincah dan normal, badan yang sempurna; perhatikan seluruh badan bibit ikan lele apaka terdapat lecet-lecet atau tidak, biasanya bibit ikan lele yang dikirim dari jarak jauh sering kita temukan lecet pada sekujur tubuh bibit lele seperti ini kualitasnya tidak baik.
  • Pakan, pakan harus disiapkan sedini mungkin baik dalam betuk pelet ataupun konsentrat yang dibuat sendiri.

Gambaran singkat memualai ternak lele; persiapkan tempat untuk beternak (kolam atau tong atau drum), sterilisasi kolam ikan tersebut dengan disinfektan setelah itu biarkan bakalan kolam ikan lele selam 3 hari dalam keadaan kering, lakukan pemupukan dan peng-komposan dengan kotoran sapi biarkan kering selama 3 hari, selanjutnya isi air dan biarkan selama seminggu hingga air berubah warna hijau kehitaman yang menandakan sudah terdapat banyak jasad renik untuk pakan bibit ikan lele. Setelah seminggu masukkan bibit ikan lele kedalam kolam dan secara rutin awasi pertumbuhan ikan lele tersebut serta kontrol pemberian pakan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments0